Sunday, November 6, 2011

It's not as beautiful as before

Bumiku tak seperti dulu. Indah, menyenangkan untuk dirasakan dan dilihat. Ketika perjalanan pulang dari sekolah naik angkot, hujan turun namun cuaca sedang bermatahari. Aku pikir akan ada pelangi nanti. Lama kutunggu dari balik jendela besar angkot, ternyata itu sebuah pengingkaran.

Dulu ketika aku kelas 1 SMA, tak jarang aku melihat pelangi. Karena aku masuk siang, ketika sore hari sehabis hujan, aku dan teman-temanku bisa melihat pelangi yang sangat indah. Kadang ada 2 pelangi sekaligus. Aku tersenyum melihat keindahan itu dan langsung berputar memoriku semasa kecil. Waktu itu, sebelum kakek meninggal, kami melihat pelangi yang sangat indah dari dekat di halaman rumahku. Aku, kakekku, adikku dan ummi. Kakek menceritakan tentang Jaka Tarub yang mencuri selendang dari para bidadari yang sedang mandi. Yaa.. itulah mitos yang sejak dulu selalu diceritakan.

Selain pelangi, awan di langit juga tak kalah indah. Tak hanya di langit biru. Bahkan awan mendung di langit yang hitam pun sangat menarik untuk dilihat. Apalagi ketika ada angin sepoi-sepoi yang sejuk menampar mukaku. Aduuh.. itu keren banget!!! Rasanya, masih bisa kurasakan sekarang…

Tak jarang aku melihat awan dengan bentuk-bentuk aneh dan lucu. Ada yang seperti dinosaurus, pulau aneh, nenek sihir, kuda nil, roti croissant atau apapun sesuai imajinasi masing-masing.


Tapi bandingkan dengan sekarang. Semua itu perlahan menghilang dari mataku. Aku benci mengakui bahwa Bumi sudah tua. Aku benci mengakui bahwa aku termasuk dari sekian milyar orang di dunia yang kurang peduli dengan alam. Aku hanya bisa melengos menantikan bagaimana berpuluh tahun ke depan.

Aku hanya ingin melihat pelangi dan awan. Aku ingin melihat halo yang kadang ada bersama si bulat bulan purnama di langit malam yang cerah. Aku ingin merasakan angin itu menamparku lagi. Aku ingin kembali ke masa lalu.

Kenyataan pahit yang kini sedang kualami. Setidaknya itulah yang aku pikirkan. Kamu? Apa yang  kau pikirkan? Apakah berpikiran sama denganku?

No comments:

Post a Comment