Tuesday, November 8, 2011

Am I really Love School?

Am I really love school?? Ah~ I do not know about that. It’s very hard for me to say yes if it’s true. But, I don’t like it. Sekolah seperti rumah pertamaku dibanding rumahku yang sebenarnya. It’s going to be crazy at all. Duniaku terasa terbalik. I need school than my home, my own room!! Sejak TK sampai sekarang SMA kadar keberadaanku di sekolah jauh lebih banyak dibandingkan di rumah. Kadang, rumah hanya sebagai tempat untuk makan dan numpang tidur. Aktivitas? Ya di sekolah.
Ketika TK orangtuaku bekerja makanya aku dititipkan di TPA yang emang kebetulan sama tempatnya dengan sekolah. Jam 7 pagi aku diantar ke sekolah dan baru selesai jam 12 siang. Sementara menunggu TPA mulai jam 3, aku harus tidur siang untuk mengisi waktu luang. Tapi sayangnya aku bukan anak yang penurut. Aku dan temanku, Sarah, kadang dengan temanku yang lain seperti Nita, Pandu, Ian, dan yang lainnya, malah bermain di taman. Main ayunan-lah, perosotan, enjot-ejotan (baca: jungkat-jungkit), main putri-putrian, masak-masakan, main gambar-gambaran di papan tulis hitam menggunakan kapur berwarna-warni, dan lain sebagainya. Kadang guruku – biasanya sih dipanggil bunda – marah-marah kalo kami sudah seperti itu. Bahkan, walau sudah mau tidur, kami tetap berbisik-bisik sambil cekikikan ga jelas. Terus kalo bunda nongol kepalanya dari pintu, kami langsung pura-pura tidur biar ga dimarahin. Sungguh kekonyolan yang amat luar biasa…
Tidak hanya di TK, aku juga dimasukkan ke dalam SDIT full day yang terlihat dari namanya saja sudah ketahuan bahwa belajar seharian penuh. Full day bukan diartikan kalo kami belajar seminggu penuh, (gila!) tapi seharian penuh mulai jam 7.30 – ba’da ashar. Bukan aku namanya kalo ke sekolah cuma buat belajar. Aku dan teman-temanku belajar cuma beberapa jam dan sisanya main-main. Main polisi-polisian (padahal udah mau UASBN), nyari biji-biji meletup kalo dimasukin ke air, main vampir-vampiran dan hal yang ga kalah konyol lainnya dibanding ketika TK.
Nah, masuk SMP aku mulai ketagihan sama sekolah. Aku dimasukin lagi ke SMPIT full day. Huahahaha… aku masuk ke OSIS dan di sinilah puncaknya aku menyatakan bahwa school is my home!! Aku berangkat dari rumah jam 6 dan baru pulang jam 6 sore. Bahkan ketika aku kelas 3, aku dan teman-temanku “belajar” sepulang sekolah untuk UN. Tentu saja diselingi dengan main-main. Belajarnya cuma dari jam 4 sore sampai jam 5 sore. Sisanya kami main sampe mau isya. Khe khe khe…
Untuk mencapai sekolahku yang sekarang, dibutuhkan waktu kurang lebih 1 jam perjalanan dari rumah. Berasa banget capeknya… ditambah aku yang aktif (jiaah… bahasanya..) di organisasi manapun di sekolah membuatku semakin menjadi-jadi mengatakan bahwa school is my home. Huuaaah… badan remuk, rasa lapar yang luar binasa, ngantuk yang ga ketulungan, dan lain-lain perasaan itu muncul ketika aku SMA. Bahkan ketika libur pun aku masih masuk untuk ngurusin suatu hal. Contohnya, orang-orang pada seneng-seneng libur sekolah, melanglang buana ke mana-mana, tujuanku hanya satu, sekolah yang berada di ujung berung itu. Hhh… tapi bener lho, kata-kata bahwa aku diselamatkan oleh amanah itu benar. Buktinya, aku dihindarkan dari beribu kegiatan ga berguna yang “mungkin” biasa teman-teman lakukan ketika libur. Nonton tv, makan, tidur. Begitu berulang-ulang. Yaah… walau capek, tapi itu semua terbayar dengan pengalaman yang ada.
Oke, mungkin kata-kata school is my home bisa dijadikan predikat yang sudah melekat padaku. Aku selalu menjadi orang terakhir yang keluar dari sekolah (bersih-bersih maksudnya?).
Chau… itu saja yang bisa kukatakan sekarang. Mengisi kekosongan menunggu teman-temanku datang latihan karate.
Daah… ^o^

No comments:

Post a Comment