Fighting!
Saturday, June 11, 2011
Aku & Kakakku
Fighting!
Thursday, June 9, 2011
Kawan, Roda Itu Sedang Berputar
Kehidupan itu seperti roda yang berputar dan manusia punya jatah masing-masing kapan ia berada di atas, kapan ia berada di bawah. Bukanlah takdir manusia ia menjadi seorang yang terpuruk karena sebenarnya kita sudah diberi pilihan. Namun sayangnya, kita tidak melihat hal tersebut. Menjadi seorang yang berada di bawah bukanlah sebuah hal yang memalukan. Justru dengan begitu, kita harus tunjukkan bahwa kita mampu berada di atas dan kita layak akan itu. Pengalaman itulah yang menjadi pembelajaran hidup, diambil hikmahnya kemudian kita ceritakan kepada orang lain, agar orang tersebut tidak melakukan apa yang pernah kita lakukan.
Pengalaman hidup seperti itulah yang sedang ku jalani sekarang ini. Aku sedang diberi ujian agar aku menjadi orang yang kuat. Baik fisik maupun mental. Dulu aku pernah berada di atas, tapi kemudian roda kehidupanku mulai berputar ke bawah. Menyedihkan memang. Sangat. Tapi dengan begitu aku bisa merasakan perasaan orang ketika mereka berada di bawah.
Roda itu berputar untuk manusia. Seluruhnya, tanpa terkecuali selama ia hidup. Banyak orang yang mengeluhkan betapa hidup kadang tidak adil. Ia mengeluhkan mengapa ia selalu berada di bawah. Mengeluh bukanlah cara yang tepat untuk itu, malah hanya membuat kita menjadi makin tidak layak untuk dapat berada di puncak. Karena ia tidak berusaha memikirkan dan melakukan seperti layaknya seorang di puncak.
Tuhanlah yang mengatur kapan kita dapat bagian di puncak, tapi kita jugalah yang harus berusaha untuk bisa di atas. Berada di puncak juga merupakan ujian tersendiri. Ujian yang mungkin bisa membuat kita malas untuk memandang ke bawah. Ujian yang mungkin bisa membuat kita menjadi tidak pantas untuk menjadi yang di atas.
Ayolah, kawan, bersama-sama kita menyamakan cara pandang kita. Tentang bagaimana kita memandang hidup ini, rezeki yang telah diberikan maupun amanah. Bersama, kita harus menjadi orang yang layak untuk berada di puncak. Bukankah kita berasal dari akar yang sama?
Wednesday, June 8, 2011
These Are My Dreams
Tomorrow is my last battle!!! Yeah~
I was eating when I thought what my goals are. Pernah ga aku tulis kalo aku adalah orang yang “maruk” akan cita-cita? Belum? Padahal itu salah satu sifatku yang paling dominan. Ketika aku melihat hal yang menarik, aku langsung berpikir, bagaimana jika aku menjadi seperti itu atau melakukan hal tersebut nanti setelah aku menyelesaikan pendidikanku. Pasti sangat menyenangkan. Mungkin sebagai buktinya, akan ku jabarkan apa saja keinginan dan cita-citaku sejak aku SD sampai SMA saat ini. Check this out!
Aku belum punya cita-cita yang kuat ketika aku kelas 3 SD. Waktu itu kehidupanku hanya untuk bermain dan bermain. Ketika aku naik kelas 4, keinginanku mulai tumbuh. Aku ingin menjadi fashion designer hanya karena aku suka gambar-gambar baju. Aku ingin menjadi guru hanya karena kedua orangtuaku guru. Begitu sampai aku kelas 6 SD dan masuk ke SMP.
Parahnya, ketika aku SMP, aku ga punya cita-cita yang spesifik. Dibanding dengan masa aku SD, masih lebih baiklah karena aku punya sesuatu untuk diperjuangkan. Aku selalu berkata aku ingin menjadi designer interior hanya karena aku suka menggambar denah bangunan. Tapi lebih sering rumah sih. Kemudian aku berpikir untuk menjadi fotografer. Aku suka memotret teman-temanku, awan, kerikil, gunung, apapun itu. Tapi sebenernya, aku mau jadi street photographer karena aku pikir itu keren! Sayangnya, aku ga punya ilmu tentang photography. Jadi, mimpi itu mungkin hanya bisa kukembangkan sebagai hobi.
Aku juga pernah berpikir untuk bisa menjadi hiker or pendaki gunung. Menaklukkan gunung tertinggi yang belum pernah ditaklukkan dan mengibarkan panji islam serta bendera merah putih, sepertinya sangat mengharukan!
Ketika aku SMA-lah cita-citaku mulai mantap. Aku akan menjadi seorang sastrawan, penulis sekaligus menjadi penerjemah. Aku rasa itulah bidang yang cocok untukku. Literature! I love it! Sering ketika aku mau tidur, berpikir, nanti aku akan menjadi seorang editor di sebuah majalah terkenal. Kemudian menjadi seorang traveller yang berkeliling dunia untuk mencari info dan bahan untuk aku menulis. Sambil melakukan hal itu, aku akan sebarkan islam ke semua orang yang aku kenal di luar negeri. Aku juga membayangkan nanti ketika aku berumur kesekian puluh tahun, akan menerima Noble Prize Winner seperti semua penerima sebelumnya.
Aku juga sudah janji dengan Ovi, Kamel & Neng Ary kalau kita bakal ketemu di bawah Eiffel Tower 10 tahun lagi (itu tahun lalu, kalo tahun ini berarti tinggal 9 tahun lagi).
Keinginanku yang kesekian adalah menjadi seorang chef andalan. Khu..khu..khu.. tapi keinginanku inilah hanya berdasar karena aku suka makan makanan enak. Khu..khu..khu.. atau menjadi food tester juga oke! Dengan begitu, aku bisa mencicipi semua makanan enak di dunia sekaligus jalan-jalan. Hahahahaha…
Oh ya, selanjutnya adalah aku mau punya rumah yang terbuat dari kayu di sebuah tempat yang sangat indah!! Aku juga ingin bisa menaiki kuda sambil memanah. Whew, what an unexpected things ever! Lalu aku juga ingin memainkan gitar di sebuah padang bunga yang cantik. Di situ aku bisa merasakan hembusan angin yang menerpa wajahku. What a beautiful view, isn’t it?
Menjadi seorang dirigen (jerigen?) atau kondektur sebuah konser klasik yang megah juga salah satu mimpiku. Itu karena aku sering jadi dirigen ketika SD, jadinya kebawa dah! Aku juga ingin bisa memainkan semua jenis alat musik, seperti piano, gitar, suling, biola, cello, saxophone, bahkan akordeon. Intinya sih pengen jadi musisi. Tapi takdirku mengatakan bahwa aku akan menjadi seorang sastrawan (How confident I am!!!).
Akhirnya, aku juga harus memikirkan soal ibadahku. Akan aku ajak keluargaku untuk ber-umroh & haji bersama. Dengan begitu lengkap sudahlah rukun islamku. Aku akan menyempurnakannya nanti setelah Allah kasih aku rezeki untuk bisa membalas kebaikan kedua orangtuaku.
Mimpikah aku? I do not think so. Hahaha… mungkin kau akan tersenyum atau tertawa mendengar semuanya. Seakan aku sedang membual dan terdengar sedang bercanda. Dengan menulis seperti ini bukannya aku mau menyombongkan diri, tapi lebih ingin bercerita dan berharap kalian mendo’akanku. Semoga begitu. Karena hanya Allah-lah yang mengabulkannya, manusia cuma perlu berdo’a dan berusaha. Tapi percayalah kawan, dari semua buku yang aku baca tentang orang-orang sukses, kesuksesan mereka berawal dari mimpi. Dan sekali lagi aku berkata, jangan kaget ya kalau seandainya aku muncul di hadapan kalian dengan wajah tersenyum lebar sambil menceritakan bahwa semua mimpiku tercapai. Semua tanpa ada yang terlewati.
Kamsahamnida~
Ungrateful
Kadang aku merasa menjadi makhluk ter-egois yang pernah ada. Aku sering mengeluhkan betapa menyebalkannya hidupku ini. Walau tak pernah ku ucapkan dengan mulut tapi batinku selalu mengucapkannya. Tak pernah aku berpikir untuk mensyukuri keadaanku sekarang. Sering aku merasa sendiri. Padahal Tuhanku selalu bersamaku, namun tak pernah aku mensyukurinya. Pernah aku merasa menjadi orang yang paling terbebani, seakan Cuma akulah yang harus menyelesaikan masalah itu. Padahal sudah banyak orang yang mau mengulurkan tangannya, menyumbang tenaga atau materi atau pikiran, memberiku semangat dan motivasi, membuatku tersenyum bahkan tertawa, tapi mengapa tak secuil pun aku mensyukurinya? Aku merasa bahwa semua orang tak perhatian padaku. Selalu mengacuhkanku di saat aku butuh mereka. Tapi ketika aku merasa damai, tenang, dan segalanya baik, mereka datang padaku. Memberiku surprise yang sangat luar biasa memberi kenangan yang bahkan ketika ku ingat, pasti aku meneteskan air mata. Tuhanku, adakah yang salah denganku? Sehingga aku tak pernanh mensyukuri nikmat-Mu? Tuhanku, jika memang benar, ampunilah aku dan berikan cahaya-Mu untuk semua orang yang pernah membuatku tersenyum. Thank you all~