Tuesday, April 19, 2011

Aku,

Annyeong hasseyo!!
Hua..hua.. karena teman-teman suka, aku jadi nulis lagi. Aku suka teman-teman suka. Aku suka ngebuat teman-temanku menikmati semua karyaku. Suatu kepuasan tersendiri bagiku yang ngebuat aku terus berkarya. Mungkin ini part 2-nya ‘Aku,’ yang pertama. Aku ga tau. Mungkin juga aku Cuma bakal nulis kalo lagi ada yang pengen aku share.

Hhmmm… mulai dari mana ya? Oke, hari ini aku dari sekolah. Mengerjakan sesuatu yang seharusnya bukan tugasku. Menyenangkan sih melakukannya, tapi aku ngerasa kayak orang yang terlalu banyak ikut campur, padahal aku ga suka ada di posisi itu. Hari ini juga aku sedang merasa perasaan lama yang tumbuh lagi. Ibaratnya kayak pohon kaktus yang udah lamaaa banget ga dikasih air. Seger!

Aku ingat ada seorang cowok yang bisa dibilang ngasih aku semangat buat ikut organisasi di sekolah. Yak, sekarang dia malah jadi ketos di sekolahnya. Sementara aku? Jangan tanya lagi.

Aku sangat menyukai Fatimah binti Muhammad bin Abdullah. Dialah gravitasiku dalam bersikap. Emang, Nabi Muhammad yang paling perfect tapi untuk wanita, aku lebih menjagokan dia. Aku juga suka kisah cintanya dengan Ali yang romantis. Mereka adalah teman masa kecil. Dan dari kecil itu juga mereka udah saling jatuh cinta! Tapi sama-sama malu untuk bilang ke satu sama lain. Aku juga mau kayak gitu!!!

Untuk manusia zaman sekarang yang aku suka adalah GD oppa. Kalo aku liat dia, aku langsung jadi semangat. Sifatnya yang ga gampang nyerah dan "menulikan" telinga terhadap semua kritikan jelek dari orang sangat aku kagumi. Tapi dia bakal sangat berterima kasih kalo ada yang ngritik dia yang sifat membangun. Dari luar dia emang dingin tapi di dalamnya mengalir bakat musik yang aku akui keren! GD oppa, saranghae~

Ketika aku memasuki sebuah ruangan, yang pertama aku liat adalah orang-orang yang ada di situ. Kemudian melihat apakah ada tempat kosong untuk duduk. Kalo ada yaa aku duduk di situ. Kalo nggak, terpaksa harus beramah tamah sama cewek yang paling deket sama pintu buat duduk di sebelah dia. Selanjutnya, akan aku perhatiin apa yang lagi dibicarain di situ. Kalo nyambung ama aku, aku akan kasih masukan yang banyaaak biar mereka sampe muntah, ga bisa nampung ide-ide aku. Tapi kalo lagi ga mood atau ga connect sama tema pembicaraan, please don’t ever push me to give my idea. Cuma buang-buang waktu.

Aku baru sadar kalo aku benci orang yang haus kekuasaan. Bisa dibilang aku udah nemuin siapa salah satunya. Tapi aku bener-bener berharap perkiraan aku salah besar. Sangat menyayat hati kalo emang seandainya itu benar.

Tapi ngomong-ngomong aku belom bikin list orang yang paling aku ga suka ya? Oke, inilah dia. Orang yang bohong sama semua orang termasuk aku, orang yang bikin aku nunggu (jadinya Cuma buang-buang waktuku), orang yang sok tau, orang yang suka ngebandingin antara dirinya dengan diriku, orang yang suka ngebandingin masa lalu dan sekarang, orang yang maksa, orang yang marah-marahin orang tanpa alas an yang ga jelas (termasuk orang yang sok-sok-an galak, makanya aku ga mau jadi kakak galak kalo lagi mopd), orang yang ngejelek-jelekin aku di belakang tapi kalo di depan aku dia bermanis-manis (bisa dibilang orang yang menjilat), munafik, . . .

Yaa setidaknya itulah top 10-nya orang yang aku benci (plus haus kekuasaan). Tapi Alhamdulillah aku ga nemuin orang-orang kayak gitu di temen-temen yang biasa sama aku. Aku akan menghormati orang lain. Itulah kunci untuk dihormati. Even he/she is younger than me.

Aku sering merasakan suka dengan orang lain. Tapi karena keseringan itu juga hatiku patah. Ooh, sangat menyedihkan. Tapi aku ga kapok untuk menyukai orang lain (I’m a love hunter!) sampai aku menemukan my true love (so sweet). Aku rasa aku sudah menemukannya tapi aku belum tau pasti juga.

Ketika aku diam ada dua kemungkinan. Pertama, aku sedang berpikir. Kedua, aku tidak suka perkataannya. Aku lebih baik diam daripada mengatakan hal yang ga bagus. Yaah, misalnya menyebutkan nama-nama anggota kebun binatang atau sesuatu yang keluar dari makhluk hidup (feses bahasa alusnya).

Aku sering memikirkan masa depanku. Aku sedang berpikir ketika aku besar nanti, aku akan bekerja di sebuah majalah dan menjadi editornya. Lalu aku akan menjadi seorang penulis buku menggantikan Asma Nadia dan Helvytiana Rosa sekaligus menjadi seorang penerjemah buku. Aku juga akan menjadi seorang traveler yang keliling dunia untuk memperkaya isi ceritaku. Sehingga, setelah aku melakukan semua itu, aku akan menerima sebuah nobel sastra untuk penerima nobel sastra yang kesekian.

Aku ga pernah takut untuk bercita-cita tinggi. Walau mungkin banyak orang yang bilang ‘it is impossible’ tapi akan kutunjukkan. Karna semua cerita kesuksesan orang-orang sukses yang pernah aku baca berawal dari mimpi. Jadi, kalo mereka bisa aku pasti bisa.

No comments:

Post a Comment