Thursday, April 21, 2011

What About Me?

Ketika kalian memilihku menjadi orang nomor satu di antara kalian
Aku merasa terbebani, mengapa aku? Aku bertanya,
Apakah ini hanya keinginan kalian menyusahkanku?
Apakah ini hanya untuk memberatkan pekerjaanku?
Me-reshuffle semua jadwal yang telah ku buat karena permintaan kalian agar aku menjadi orang nomor satu, itu yang ku lakukan

Aku merasa gelap, terpuruk karena kalian
Aku berkata kepada Tuhan-ku, bagaimana aku menghadapinya?
Tolonglah hamba-Mu ini, Yang Maha Pemurah
Tapi Tuhan memang baik
Diberi-Nya aku ketenangan yang menyelimutiku sampai perasaan itu menyerangku
Aku merasa melihat secercah cahaya yang mengatakan, kau mampu!
Teman-temanmu memilihmu karena mereka pikir kau di atas mereka
Tak lama setelah aku merasa kebahagiaan itu
Perasaan tak mampu dan lemahku menyerang kembali
Apakah aku hanya menghibur diri waktu itu?
Kembali aku merasa tak berdaya

Ternyata ujian untukku masih belum selesai
Kakak, kalian tahukah aku sudah menjadi orang nomor satu di kalangan teman-temanku?
Mengapa kalian memilihku kembali?
Apakah kalian ingin membuatku kembali tak berdaya?
Lemah?

Kalian tahu itu tapi tetap memaksakan kehendak kalian
Kalian tidak memikirkan aku yang bagaimana
Perasaanku yang bercampur
Terbebani, sedih, merasa sendiri, tak berdaya

Perlahan aku merasa mampu menanganinya
Menjadi orang nomor satu di dua tempat yang sama sekali berbeda
Wajah yang selama ini aku tunjukkan kepada kalian hanyalah topeng
Yang sebentar lagi akan terkuak bagaimana aslinya
Senyum, tawa dan candaku hanyalah cover agar kalian merasa senang
Kesedihan dan lemah, itulah aku yang sekarang

Kalian di mana sekarang?
Kalian bilang, aku akan membantumu
Tapi kalian perlahan pergi
Seakan tidak peduli dengan semua bebanku
Aku merasa tertinggal, kawan

Ibarat jari,
Sebuah telunjuk tak kan bisa mengangkat dua ember berisi air penuh sendiri
melainkan harus bekerjasama dengan jari lain
Ibarat lidi,
dia tak kan bisa menyapu semua halaman yang ada
Tapi diperlukan beratus-ratus lidi untuk melakukan
Tapi aku?
Aku hanya sebuah telunjuk dan sebatang lidi yang terus dituntut bekerja sendiri

Teman,
jika kalian memang percaya padaku,
jika kalian memang tidak bercanda ketika memilihku,
jika kalian memang temanku,
aku mohon dengan sangat,
Bantulah aku!

Tuesday, April 19, 2011

Aku,

Annyeong hasseyo!!
Hua..hua.. karena teman-teman suka, aku jadi nulis lagi. Aku suka teman-teman suka. Aku suka ngebuat teman-temanku menikmati semua karyaku. Suatu kepuasan tersendiri bagiku yang ngebuat aku terus berkarya. Mungkin ini part 2-nya ‘Aku,’ yang pertama. Aku ga tau. Mungkin juga aku Cuma bakal nulis kalo lagi ada yang pengen aku share.

Hhmmm… mulai dari mana ya? Oke, hari ini aku dari sekolah. Mengerjakan sesuatu yang seharusnya bukan tugasku. Menyenangkan sih melakukannya, tapi aku ngerasa kayak orang yang terlalu banyak ikut campur, padahal aku ga suka ada di posisi itu. Hari ini juga aku sedang merasa perasaan lama yang tumbuh lagi. Ibaratnya kayak pohon kaktus yang udah lamaaa banget ga dikasih air. Seger!

Aku ingat ada seorang cowok yang bisa dibilang ngasih aku semangat buat ikut organisasi di sekolah. Yak, sekarang dia malah jadi ketos di sekolahnya. Sementara aku? Jangan tanya lagi.

Aku sangat menyukai Fatimah binti Muhammad bin Abdullah. Dialah gravitasiku dalam bersikap. Emang, Nabi Muhammad yang paling perfect tapi untuk wanita, aku lebih menjagokan dia. Aku juga suka kisah cintanya dengan Ali yang romantis. Mereka adalah teman masa kecil. Dan dari kecil itu juga mereka udah saling jatuh cinta! Tapi sama-sama malu untuk bilang ke satu sama lain. Aku juga mau kayak gitu!!!

Untuk manusia zaman sekarang yang aku suka adalah GD oppa. Kalo aku liat dia, aku langsung jadi semangat. Sifatnya yang ga gampang nyerah dan "menulikan" telinga terhadap semua kritikan jelek dari orang sangat aku kagumi. Tapi dia bakal sangat berterima kasih kalo ada yang ngritik dia yang sifat membangun. Dari luar dia emang dingin tapi di dalamnya mengalir bakat musik yang aku akui keren! GD oppa, saranghae~

Ketika aku memasuki sebuah ruangan, yang pertama aku liat adalah orang-orang yang ada di situ. Kemudian melihat apakah ada tempat kosong untuk duduk. Kalo ada yaa aku duduk di situ. Kalo nggak, terpaksa harus beramah tamah sama cewek yang paling deket sama pintu buat duduk di sebelah dia. Selanjutnya, akan aku perhatiin apa yang lagi dibicarain di situ. Kalo nyambung ama aku, aku akan kasih masukan yang banyaaak biar mereka sampe muntah, ga bisa nampung ide-ide aku. Tapi kalo lagi ga mood atau ga connect sama tema pembicaraan, please don’t ever push me to give my idea. Cuma buang-buang waktu.

Aku baru sadar kalo aku benci orang yang haus kekuasaan. Bisa dibilang aku udah nemuin siapa salah satunya. Tapi aku bener-bener berharap perkiraan aku salah besar. Sangat menyayat hati kalo emang seandainya itu benar.

Tapi ngomong-ngomong aku belom bikin list orang yang paling aku ga suka ya? Oke, inilah dia. Orang yang bohong sama semua orang termasuk aku, orang yang bikin aku nunggu (jadinya Cuma buang-buang waktuku), orang yang sok tau, orang yang suka ngebandingin antara dirinya dengan diriku, orang yang suka ngebandingin masa lalu dan sekarang, orang yang maksa, orang yang marah-marahin orang tanpa alas an yang ga jelas (termasuk orang yang sok-sok-an galak, makanya aku ga mau jadi kakak galak kalo lagi mopd), orang yang ngejelek-jelekin aku di belakang tapi kalo di depan aku dia bermanis-manis (bisa dibilang orang yang menjilat), munafik, . . .

Yaa setidaknya itulah top 10-nya orang yang aku benci (plus haus kekuasaan). Tapi Alhamdulillah aku ga nemuin orang-orang kayak gitu di temen-temen yang biasa sama aku. Aku akan menghormati orang lain. Itulah kunci untuk dihormati. Even he/she is younger than me.

Aku sering merasakan suka dengan orang lain. Tapi karena keseringan itu juga hatiku patah. Ooh, sangat menyedihkan. Tapi aku ga kapok untuk menyukai orang lain (I’m a love hunter!) sampai aku menemukan my true love (so sweet). Aku rasa aku sudah menemukannya tapi aku belum tau pasti juga.

Ketika aku diam ada dua kemungkinan. Pertama, aku sedang berpikir. Kedua, aku tidak suka perkataannya. Aku lebih baik diam daripada mengatakan hal yang ga bagus. Yaah, misalnya menyebutkan nama-nama anggota kebun binatang atau sesuatu yang keluar dari makhluk hidup (feses bahasa alusnya).

Aku sering memikirkan masa depanku. Aku sedang berpikir ketika aku besar nanti, aku akan bekerja di sebuah majalah dan menjadi editornya. Lalu aku akan menjadi seorang penulis buku menggantikan Asma Nadia dan Helvytiana Rosa sekaligus menjadi seorang penerjemah buku. Aku juga akan menjadi seorang traveler yang keliling dunia untuk memperkaya isi ceritaku. Sehingga, setelah aku melakukan semua itu, aku akan menerima sebuah nobel sastra untuk penerima nobel sastra yang kesekian.

Aku ga pernah takut untuk bercita-cita tinggi. Walau mungkin banyak orang yang bilang ‘it is impossible’ tapi akan kutunjukkan. Karna semua cerita kesuksesan orang-orang sukses yang pernah aku baca berawal dari mimpi. Jadi, kalo mereka bisa aku pasti bisa.

Monday, April 18, 2011

Reheased Love

Hal ini terulang lagi
Cinta tiga tahun lalu
Aku merasakannya
Seperti bunga yang tak lama diberi air
Sangat menyenangkan
Aku bisa merasakannya di hati ini
Aku bisa mendengar namanya akhir ini
Aku sangat merindukannya saat ini
Saat ku dengar lagu itu
Mengingatkanku akan bayangmu
God, is it love?
I don’t know, maybe it is
I said,
Aku ingin tertawa mengingatnya
Aku ingin menangis mengenangnya
Dan aku sedang tersenyum saat aku menceritakannya
Sungguh, inilah yang kurasakan
Menyenangkan,
Menenangkan,

Friday, April 15, 2011

My Regret

Sempat aku menyukainya
Tapi hanya sejenak
Karena dia melindungiku sepenuhnya
Sekarang,
Aku tak sangka, nyatanya dia orang yang seperti itu
Egois dan tak suka diatur
Aku tak suka padanya
Padahal kukira dia orang besar
Yang bisa aku jadikan contoh
Tempat aku bertanya tentang semua
Menyebalkan,
Menyesal aku memujanya

Thursday, April 7, 2011

Kakak mau pergi ninggalin aku

Kakak mau siap-siap buat masa depan

Kakak udah ngelepas aku hari ini

Ketika kakak tersenyum sama aku

Aku menangis

Karena aku tahu itu senyum perpisahan

Ketika kakak menatapku

Aku tahu di sana ada do'a dan harapan

Tapi aku masih butuh kakak di sini

Aku sendirian

Walau kakak bilang aku ga sendirian

tapi kenyataannya nggak

Kakak laki-laki hebat dan besar

Aku...

Aku,

Hallo! Aku ga tau apa yang bikin aku nulis kayak gini. Tapi yang pasti kepalaku lagi bertarung sama rumus-rumus yang harus diturunin, jadinya kayak gini deh. Langsung aja kita kenalan. Namaku Fatimah. Aku ga punya nama panjang. Padahal aku sangat mengidamkan punya nama panjang. Keliatannya lebih keren aja. Hehehe… kata ummi, waktu umurku 1 minggu aku belum punya nama. Jadinya dipanggil “dede” aja. Namun setelah pencarian yang panjang ditemukan nama Fatimah, salah satu nama anaknya rasul yang paling disayang. Kalo diliat dari kata dasarnya, namaku punya arti cerdas. Berarti, orang tuaku mengharapkan aku bisa punya akhlak dan cerdas kayak Fatimah az-zahra. Aamiin…

Aku lahir tanggal 23 januari taun 1995. Kata ummi lagi, aku terlalu betah tinggal di rahim. Harusnya aku lahir tanggal 13 januari. Eh, kebablasan sampe tanggal 23. Hahaha… mungkin karena faktor itu aku jadi suka tidur. Buatku, tidur adalah anugerah dan ga boleh ada yang mengganggu jam tidurku. Pengecualian kalo ada tsunami atau banjir atau bom mau meledak. Aku lahir di Jakarta. Tepatnya di sebuah puskesmas terbesar di manggarai. Sampe umur 5 tahun aku masih sering mengunjungi tempat itu. Oh ya, kata ummi, waktu aku masih di rahim, ummi sering ngidam makanan yang enak-enak. Kayak McD. Heheh…mungkin itu juga yang bikin aku suka makan. Apa aja makanan yang bisa aku makan akan aku masukkan ke dalam mulut, kukunyah dan diteruskan ke perut.

Aku cucu perempuan pertama dari keluarga abi. Jadi bisa dibilang aku pernah mengalami masa-masa dimanja semua orang. Hehehe… itulah yang aku syukuri. Aku ga pernah kehabisan kasih sayang dari semua orang walau kadang aku sering merasa sendiri di tengah kerumunan orang.

Sejak kecil aku diajarkan untuk bersikap sopan kepada semua orang. Ga peduli mau itu orang kasar sama aku, aku harus tetep sopan ama dia. Boleh aja sebel ama orang, tapi jangan diumbar-umbar dan selalu ngeliat sisi positif orang itu. Jadinya bisa ngurangin rasa sebelnya.

Orang tuaku sering cerita kalo dari dulu sebenernya aku udah dijejelin banyak pengetahuan tentang alam dan eksak. Maklum, orang tuaku guru fisika and biologi, jadinya mereka pengen anaknya ngikutin jejak mereka. Tapi aku membuat sebuah haluan besar. Aku ga peduli dengan alam maupun eksak. Buatku bahasa adalah segala-galanya. Kadang aku sering berpikir egois, kalo di dunia ini ga ada bahasa, kita ga bisa berkomunikasi. Jadi, bahasa-lah yang terpenting!! (hu…)

Aku punya sepasang orang tua yang selalu meratiin anaknya di manapun dan kapanpun. Aku sering ngerasa bersyukur. Walaupun orang tuaku sibuk setengah mati di luar rumah, tapi kalo udah sama anak-anaknya, mereka bakal ngasih semua perhatiannya ke kami. Huah, keren banget!

Aku anak perempuan satu-satunya dalam keluarga kecilku dan menjadi anak sulung. Adikku laki-laki semua dengan beragam karakter. Ga jarang kami selalu adu mulut dan akhirnya berantem. Kadang-kadang baru berenti kalo salah satu udah nangis atau kesel banget. Tapi seiring dengan tambah dewasanya aku, aku jadi sering ngalah. Biarin mereka menang, asal ga ada ribut.

Sekarang aku lagi ada di masa-masa sulit. Di kelas 2 SMA. Aku megang 2 jabatan penting di sekolah yang bisa dibilang saling “bertolak belakang”. Banyak orang agak meragukan kemampuanku untuk mengelola keduanya. Temen-temenku pun ga jarang bilang aku orang sibuk dan nanya, “emang ga capek, fat?” hahaha… aku Cuma bisa nyengir ditanya begitu. Abis, aku bingung mau jawab gimana. Bilang capek, ya emang capek. Tapi aku ga mau ngeluh. Gak akan! Kalo bilang ga capek, muna banget. Orang hampir kehabisan napas gitu dibilang ga capek. Fiuhhh…

Aku tipe orang yang suka berada di atas tapi aku benci jadi pusat perhatian. Kalo diibaratin, jadi pusat perhatian itu kayak orang dimata-matain. Serem. Aku lebih suka jadi orang yang ngasih ide daripada yang kerja. Aku lebih suka jadi sutradara ketimbang aktornya. Soalnya, sutradara itu bisa ngapain aja dan dituntut untuk berpikir cepat dan ke depan. That’s me!

Aku suka mendengarkan orang karena aku akan menuntut orang untuk mendengarkan aku. Ada 4 orang cewek yang sering aku jadiin tempat berkeluh kesah. Ditambah lagi dengan 3 orang cewek yang bisa aku jadiin tempat buat nuang semua teori dan pendapat yang aku pikirkan. Dan mereka juga setuju sama pemikiran aku.

Aku suka tertawa dan membuat orang tertawa. Kebahagiaan tersendiri di saat aku bisa jadi orang yang lucu untuk ngehibur temen yang lagi galau atau moody.

Aku suka dengerin lagu. Kadang aku sering masuk-masukin lagu itu ke memori yang paling melekat di otakku. Atau kadang aku sering mengaitkan lagu itu ke seseorang yang sangat berarti buat aku. Tak jarang pula aku nangis terisak-isak sampe ga ada suaranya karna dengerin lagu itu. Lebay banget sih, tapi itulah aku.

Aku yakin ga ada orang yang bisa ngerti jalan pikiran aku ke mana. Orang tuaku pun kalo lagi kesel sama aku sering bilang, “ummi ga ngerti deh sama jalan pikiran kamu. Mau ke mana sih?” waah…. Gimana tuh? Makanya kalo ada masalah trus aku cerita ke orang laen, langka banget bisa dapet jawaban yang “masuk”. Aku pun kadang juga sering ngebantah dengan kata-kata, “nggak kayak gitu! Tapi begini…”

Aku suka meratiin orang. Baik cewek maupun cowok, pinter atau kurang sama sekali, cantik atau biasa aja, penting atau nggak dan lain sebagainya. Aku suka menebak-nebak apa yang lagi mereka pikirin atau sama siapa mereka lagi suka. Dan kadang tebakanku jarang ada yang meleset alias tepat. Hahaha…

Kalo aku lagi suka sama seseorang, aku ga akan pernah menunjukkannya di depan cowok itu. Buatku itu langkah yang terburu-buru. Kalo dia juga suka ama aku, kalo nggak? Mau taro di mana mukaku biar ga keliatan lagi ama dia? Dan kadang aku bisa jadi orang yang sangat sangat jutek atau bahasa kerennya bersikap sok cool ama lawan jenis saking ga pengennya dia tau aku suka ama dia. Khu..khu..khu…

Aku sering ngerasa kesepian walau temen-temenku ada di samping aku. Walau aku ketawa ama mereka tapi tetep aja kayak ada lubang besar yang masih belom bisa ke-isi. Tapi aku juga bisa ngerasa sebagai orang yang paling beruntung di dunia. Ketika aku kesepian dan ga ngarepin ada orang yang dateng ke aku, aku malah dapet surprise yang luar biasa dari keluargaku, temen-temen, dan semua orang yang kenal baik sama aku.

Aku sering berbicara sendiri dengan harapan aku bisa ngurangin beban di kepala maupun di hati. Tapi ujung-ujungnya malah nangis bombay. Ga bisa berenti kalo ga aku paksa. Kesepian masih jadi faktor utamanya. Ga ada temen buat dijadiin tempat curhat.

Dan akhirnya aku selalu kembali kepada-Nya. Aku sering nangis dan mengeluh sama Dia dengan semua kepenatanku. Ketika aku merasa gagal, sedih, kecewa, marah, kesepian, putus asa, aku selalu sama Dia. Aku ngerasa lebih lega kalo udah nangis di depan Dia. Aku bisa nangis sepuasnya dan berkata semua yang aku rasa ke Dia.

Aku sering berpikir, kalo seandainya Dia ngasih aku permintaan, aku mau dikasih waktu yang lebih lama dari 24 jam dan aku pengen ngeliat masa-masa aku dulu sama temen-temen aku. Aku sering menyayangkan betapa kangennya aku sama temen-temen yang benar-benar sama seperti aku.

Dan inilah perasaanku sekarang. Kesepian dan sedih. Mengira-ngira bagaimana aku besok. Aku sering merasa payah dan “nggak bagus” di bidang itu. Dan akhirnya aku nangis. Seluruh hidupku aku habisi dengan menangis dan berharap. Aku ga tau itu bagus atau nggak tapi itulah yang sering aku lakukan dan rasakan.

Masih banyak cerita tentang aku. Mungkin bisa dibikin buku kali kalo aku tulis. Oh ya, satu lagi. Aku suka berpikir jadi apa aku nanti dan aku suka ngerencanain masa depan. Jadi, jangat kaget ya kalo di taun-taun mendatang aku jadi orang sukses! Aamiin...