Monday, August 23, 2010

J a u h . . .2

6 Agustus 2010 adalah hari yang mengejutkanku dari Ryu senpai. Di hari itu aku tahu kalo dia punya gebetan. Namanya Himura Kaoru. Kita manggilnya Kaoru senpai. Dia cantik menurutku. Tapi lebay dan cerewetnya tidak diragukan lagi. Kata Yuri, mereka udah jadian. Ya ampuun… begitu mendengar itu, jantung dan hati serasa diiris-iris. Aku menjadi panas. Tapi aku pun menyadari, yaah dia bukan buat gue. Haha. Buat apa dikeselin. Cocok kok mereka. Tapi yang bikin panas, Ryu senpai ngambil tempat tepat di sebelahku ketika latihan. Argh! Kenapa sih! Makin gondok aja nih hati.

Satu bulan kemudian, aku melihat perubahan style darinya. 18 September 2010. Dia terlihat makin serius. Pake kacamata berambut lebih berantakan karena terlalu sering diacak-acak. Tapi dia tetep cool.

Himawari ngasih tahu ke aku. Ryu senpai cerita di blog-nya kalo dia
suka kendo semenjak dia masih kecil. Dia suka melihat gerakannya. Dan dia berniat bisa nguasain kendo ketika besar nanti. Sama sepertiku. Aku gila kendo waktu melihat tetangga laki-lakiku latihan kendo. Aku tahu itu bela diri kendo. Tapi ga pernah ngerti gimana cara mainnya dan menggunakan shinai (pedang bambu). Aku ingat ketika kelas 4 SD aku sok-sok-an ber-kendo ria. “Lagi ngapain?” Tanya temanku. “Lagi kendo.” Jawabku bangga tapi tetap serius bergerak. “Namanya gerakan apa?” tanyanya kagum. “Aku ga tahu namanya apa. Tapi yang pasti ini salah satu gerakan kendo.”

Lepas dari bulan itu menuju bulan-bulan berikutnya, aku jarang memperhatikannya. Cuma selewat aja. Sampai aku mendengar bahwa dia sudah jadian dengan anak kelas 1-B. Cewek itu kendo juga. Dan aku yakin, senpai jatuh hati padanya sepulang dari shiai-geiko.

Sabtu, 19 November 2010 aku dan anak-anak PMR lainnya diminta datang ke sekolah untuk mempersiapkan acara lomba yang akan dilaksanakan hari berikutnya di sekolah kami. Jam 14.00, aku dan Himawari sedang minum teh atau jus jeruk yang dingin. Melepas lelah. Aku pun melihat Ryu senpai sedang minum dan menunggu teman-temannya di warung yang berada persis di depan rumah makan yang kami tempati. Dia melihat ke arah kami, tapi kami cuek. Seakan-akan ga ada orang di depan kami. Dan kebetulan kami sedang duduk di terasnya. Kemudian, teman-teman Ryu senpai datang. Tak terkecuali sang pacar. Mereka ber-ngobrol-ngobrol ria di depan kami. Sementara kami sedang berbicara tentang betapa lelahnya kami membersihkan dan membereskan kelas yang akan dipakai untuk ruang pengobatan baksos dan lomba. Kami benar-benar ga peduli dengan apa yang ada di depan kami. Aku mendengar Ryu senpai men-joking sambil berkata, “Anata wa sukebe desu ka.” Lalu mereka tertawa. Minuman kami habis. Ya, sudah waktunya kembali memeras keringat dengan bekerja. Kami membayar pesanan kami dan berjalan ke arah sekolah. Huh, menyebalkan sekali melihatnya seperti itu. Sok-sok ceria dan mendekati sang pacar.

Dan hari itu pun datang. Hari dimana aku menjadi sangat membencinya. Tapi juga menyukainya. Sangat.

Kamis, 4 Januari 2011 adalah hari yang mungkin nggak akan aku lupakan. Waktu istirahat tiba. Aku ke kamar mandi untuk buang air kecil. Aku menggunakan kamar mandi bawah, soalnya dekat kantin. Awal hari itu pun aku juga merasa ga enak. Dan ketika aku ingin keluar dan membuka pintu kamar mandi, selama dua detik aku terpaku dengan apa yang kulihat. Cowok yang gila kendo. Ryu senpai. Aku tahu ada orang di luar kamar mandi, tapi aku ga pernah nyangka itu dia. Perasaanku campur aduk. Antara senang ingin tersenyum, tapi juga bĂȘte plus kesel ngeliatnya. Aku pun melewatinya sambil menundukkan kepala. Sepatuku berbunyi, dan dia mengikuti. Sepatunya ikut dibunyikan. Tanganku gatel pengen nonjok dia dan berteriak padanya. “GUE BENCI LO!” biar semua orang tahu itu. Tapi aku malah berteriak pada temanku, Himawari, yang sedang menungguku. “Aargh, Himawari! Gue benci hari ini!!” pengen nangis rasanya. Tapi tak ada sebutir air mata pun yang menetes. Setelah melihatnya semangatku untuk belajar pun down berat. Kepalaku pusing. Gondok. Hati juga berat banget untuk merasa. Yang aku lihat sekilas sebelum aku pergi ke kantin adalah dia masuk ke dalam kamar mandi yang baru saja aku masuki sambil mainin pintunya. HHhmph!!

Sore harinya ketika aku sedang belajar di taman bersama teman-temanku, Himawari berbisik padaku. “Yuki, liat ke tangga sebelah kanan.” Tangga itu ada di sebelah laboratorium. Ketika aku menoleh, berdirilah Ryu senpai bersama temannya sedang berbicara serius di balkon. Aku berdo’a dalam hati semoga dia ga ke taman. Tapi beberapa menit kemudian, dia dan gerombolan temannya datang ke taman dan mengambil tempat jauh dari kelompokku. BĂȘte. Kebetulan aku mau ngambil buku yang ketinggalan di kelas. Jadi aku memutuskan untuk ke kelas. Bagus. Lebih cepat lebih baik, pikirku.

Di hari itu juga aku tahu, dia membuat kelompok yang mirip ‘Big Bang’. Dan kau tahu di berposisi menjadi apa? G Dragon. Aku langsung menonjok kursi begitu mendengarnya dari Himawari. Dan dia juga membuat kelompok semacam F4, dan di dalamnya ia menjadi Lee Min Ho. Aku tak percaya ini. Lee Min Ho ga masalah. Tapi G Dragon? Aku nge-fans sama G Dragon dan aku tahu dia juga begitu. Tapi… oh my God! Ingin menangis rasanya.

Keesokan harinya, sehabis pelajaran olah raga, seperti biasa aku beli wagashi bersama teman-temanku sambil duduk-duduk di kantin. “Yaah, belom cuci tangan lagi.” Kataku begitu menerima sekotak wagashi. “Noh, di pojok sono ada kamar mandi.” Kata Bibi penjaga warung wagashi sambil menunjuk ke arah tempat itu. “Oh ya, makasih Bibi!” jawabku. Aku menaruh makananku di meja dan berjalan ke arah tempat cuci tangan. Di meja terakhir, duduklah Ryu senpai bersama seorang cewek. Cewek itu bukan pacarnya. Dia sedang bermain seruling memainkan lagunya Hamasaki Ayumi. Sementara Ryu senpai sendiri sedang ber-SMS ria. Ketika aku lewat, aku sengaja tidak melihat ke arahnya, dia terang-terangan mendongak ke arahku. Masa bodo! Pikirku. Jalan terus. Jangan ngelirik. Begitu juga ketika aku mau kembali ke tempat duduk.

Hari yang sama, 11 Januari 2011, aku melihat Ryu senpai di lapangan memakai jaket ‘Big Bang’ kebesarannya sambil maen basket. Lemparan three point-nya selalu mulus. Aku suka melihatnya. Tapi juga benci. Tepat satu minggu lewat satu hari kemudian, aku melihatnya lagi bermain basket sepulang latihan ujian memakai hakama adik-nya, Satoshi. Ketika itu aku diundang rapat OSIS sama anak-anak OSIS sebagai perwakilan kelas. Aku senang melihatnya. Dan selalu, ketika aku melihatnya di lapangan dia sedang bermain basket.

Ketika aku sedang upacara minum teh, tepatnya tanggal 22 Januari 2011, aku melihat Ryu senpai. Dia abis dari kantin. Air mukanya menunjukkan kalo dia capek. Soal mulu yang dia liat. Amarahku pun langsung memuncak. Konsentrasiku buyar, aku ditegur Kagawa Sensei karenanya. Satu kata aku membatin pada saat itu. AKU BENCI DIA. Sehabis dari kamar mandi aku dan Misa mau ke kelas. Kami lewat depan lab. kimia. Di situ ada Ryu senpai yang sedang tertawa bersama Ran, sohib Aya – ceweknya senpai –. Aku Cuma bisa mengelus dada sambil nyengir tanda mengejek. Misa yang tahu kalo aku benci senpai Cuma bisa tersenyum melihat tingkahku.

bersambung . . .

No comments:

Post a Comment